Merawang, UBB-- Bertempat di Aula Balai Besar Peradaban (BBP) Gedung Rektorat Universitas Bangka Belitung (UBB), pada Senin (02/10/23) telah dilaksanakan diskusi wawasan kebangsaan dengan mengangkat tema “Potensi dan Tantangan Ancaman Radikal Terorisme Bagi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” yang terselengara atas kerjasama Densus 88 Anti Teror Polri dan UBB.

Diskusi yang mendatangkan narasumber Islah Bahrawi  merupakan tokoh NU dan M Najih Arroadloni dihadiri kurang lebih 200 mahasiswa dan dosen di UBB.
Sebagai pembuka acara Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. Nizwan Zukhri, M.M menyampaikan sebagai sebuah kampus yang memiliki tagline #unggulmembangunperadaban dan dikaitkan dengan tema hari ini menjadi sangat relevan.

“Sebagai sebuah kampus kebangsaan tentunya kami selalu berupaya untukmencegah sesuatu yang sifatnya radikal, terlebih lagi kami saat ini juga berniat untuk mendirikan program studi pertahanan dan dalam tahap proses,” ujarnya.

Dirinya juga menyampaikan ungkapan terima kasih karena pihak Densus 88 telah memilih UBB untuk menyelengarakan diskusi wawasan kebangsaan ini.

“Tentunya kami sangat senang karena UBB telah terpilih menjadi tempat diskusi wawasan kebangsaan yang dilaksanakan saat ini. Diharapakan para mahasiswa dan para dosen dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin melalui diskusi-diskusi” ujarnya.

Sementara itu, Kasatgaswil Kepulauan Bangka Belitung Densus 88 Anti Teror Polri AKBP Maslikan, S.Sos mengungkapkan,  diskusi ini bertujuan untuk membedah potensi ancaman tantangan radikalisme dan terorisme dalam berbangsa dan bernegara.

“Diskusi ini tentunya kita harapkan adanya feedback dari para mahasiswa dan tentuny a ketika ini kita laksanakan dikampus bukan serta merta karena ada indikasi terkait dengan radikal terorisme tetapi lebih upaya pencegahan jangan sampai terindikasi kearah sana,” paparnya.

Maslikan menambahkan, dengan adanya diskusi ini diaharapkan mahasiswa dapat menjadi corong atau figur untuk menyampaikan pesan bahaya terorisme.

“Kita tahu bahwa bahaya radikalisme dan terorisme belum selesai karena potensi itu selalu ada, hingga diharapkan mahasiswa dapat menjadi figur untuk dapat memberikan edukasi kepada masyarakat,” tambahnya.(Humas)